PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) hari ini menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan PT Hartono Istana Teknologi selaku produsen produk elektronik Polytron. Melalui PKS ini, Polytron akan memproduksi perangkat set top box sebagai perangkat tambahan bagi televisi analog, jenis televisi dengan sistem NTSC, PAL, dan SECAM, yang saat ini dimiliki oleh masyarakat umum.
Penandatanganan dilakukan oleh Suteno Lembang Direktur PT KTDI dan Managing Director PT Hartono Istana Teknologi Hariono, di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Selasa 3 Maret 2009.
Perangkat tambahan yang dinamakan Polytron Digital Video Broadcast (DVB) tersebut telah dipasarkan mulai bulan ini di kawasan Jabodetabek dengan harga Rp 425.000 per unit.
Dirjen SKDI Freddy Tulung yang turut menyaksikan penandatanganan itu mengatakan, dalam 3-4 tahun ke depan, volume pasar set top box akan mencapai 30-40 juta unit.
"Saat ini penduduk Indonesia ada sekitar 230 juta-an, sementara 50 juta keluarga di antaranya sudah menjangkau televisi atau sekitar 75 persennya. Artinya, proyeksi pasar mencapai 30-40 juta cukup realistis," ucap Freddy.
Dia juga memprediksi, implementasi televisi digital akan terealisasi dua tahun lebih cepat dari yang dijadwalkan pada tahun 2018. Berdasarkan road map, menurut Freddy, sekitar tahun 2016 sudah terealisasi.
Ada dua pemicu yang melatarbelakangi realisasi itu bisa tercapai, intinya karena pasar televisi hanya menyediakan teknologi digital. "Nantinya, televisi yang beredar di pasaran hanya televisi digital. Sehingga, pembeli baru jelas akan membeli yang digital, sementara pemilik lama akan memperbaharui televisinya dengan teknologi digital," jelas Freddy.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh optimistis penyelenggaraan siaran digital bisa terealisasi tahun ini, karena menurutnya, perangkat TV model baru nanti hampir semuanya sudah mendukung siaran televisi digital.
"Sekarang tinggal penyelenggaranya saja. Itu sebabnya diadakan uji coba terlebih dahulu hingga November mendatang," kata Nuh kemarin.
Tak hanya Indonesia, lanjut Fredy, Kementerian Penerangan Malaysia juga menyatakan minatnya untuk berkiprah dalam pengadaan set top box serupa.
Penandatanganan dilakukan oleh Suteno Lembang Direktur PT KTDI dan Managing Director PT Hartono Istana Teknologi Hariono, di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Selasa 3 Maret 2009.
Perangkat tambahan yang dinamakan Polytron Digital Video Broadcast (DVB) tersebut telah dipasarkan mulai bulan ini di kawasan Jabodetabek dengan harga Rp 425.000 per unit.
Dirjen SKDI Freddy Tulung yang turut menyaksikan penandatanganan itu mengatakan, dalam 3-4 tahun ke depan, volume pasar set top box akan mencapai 30-40 juta unit.
"Saat ini penduduk Indonesia ada sekitar 230 juta-an, sementara 50 juta keluarga di antaranya sudah menjangkau televisi atau sekitar 75 persennya. Artinya, proyeksi pasar mencapai 30-40 juta cukup realistis," ucap Freddy.
Dia juga memprediksi, implementasi televisi digital akan terealisasi dua tahun lebih cepat dari yang dijadwalkan pada tahun 2018. Berdasarkan road map, menurut Freddy, sekitar tahun 2016 sudah terealisasi.
Ada dua pemicu yang melatarbelakangi realisasi itu bisa tercapai, intinya karena pasar televisi hanya menyediakan teknologi digital. "Nantinya, televisi yang beredar di pasaran hanya televisi digital. Sehingga, pembeli baru jelas akan membeli yang digital, sementara pemilik lama akan memperbaharui televisinya dengan teknologi digital," jelas Freddy.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh optimistis penyelenggaraan siaran digital bisa terealisasi tahun ini, karena menurutnya, perangkat TV model baru nanti hampir semuanya sudah mendukung siaran televisi digital.
"Sekarang tinggal penyelenggaranya saja. Itu sebabnya diadakan uji coba terlebih dahulu hingga November mendatang," kata Nuh kemarin.
Tak hanya Indonesia, lanjut Fredy, Kementerian Penerangan Malaysia juga menyatakan minatnya untuk berkiprah dalam pengadaan set top box serupa.