HARAP DIBACA SEBELUM MEMBELI

- TIDAK BUKA TOKO atau COUNTER
- HARGA SUDAH NETT (TIDAK BISA DITAWAR)
- PERTANYAAN YANG SUDAH ADA DI WEBSITE TIDAK AKAN DIJAWAB
- TIDAK MELAYANI SMS, HARAP WHATSAPP ATAU LINE
- MELAYANI COD DAN ANTAR KE RUMAH
- TIDAK MELAYANI PEMASANGAN DENGAN ALASAN APAPUN
CONTACT : klik disini

Kamis, 15 September 2016

Kominfo Dorong Migrasi TV Digital di Indonesia


RI Tertinggal dari 85% Negara di Dunia, Kominfo Dorong Migrasi TV Digital
Data APJII pada tahun 2015 menunjukkan 27,3 persen pengguna Internet mengunduh maupun mengunggah konten video.




Uji coba siaran TV digital telah dilakukan di 12 wilayah layanan (Sumber: Shutterstock)
Bareksa.com - Berkejaran dengan perkembangan teknologi di industri televisi, pemerintah terus berpacu dengan waktu dalam melakukan migrasi penyiaran televisi dari sistem analog ke digital. Pemerintah menargetkan pada tahun 2018 siaran televisi digital telah diimplementasikan secara nasional.
Melihat lanskap televisi global, Indonesia jauh tertinggal dalam hal migrasi TV digital. Saat ini, sekitar 85 persen negara-negara di dunia sudah mengimplementasikannya secara nasional. Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina sudah tidak lagi menggunakan TV analog per akhir tahun 2015 lalu.
Pola menonton masyarakat sendiri sudah mulai bergeser. Orang kini lebih suka mengakses konten melalui perangkat berbasis Internet. Masyarakat tidak lagi akan terfokus pada perangkat dan infrastruktur TV analog. Oleh karena itu pengembangan konten digital akan menjadi area penting bagi industri pertelevisian di Indonesia.

Lihat saja, jumlah pengunjung Youtube saat ini sudah mencapai 1 miliar per bulan. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2015 menunjukkan 27,3 persen pengguna Internet di Indonesia mengunduh maupun mengunggah konten video.
Oleh karena itu, keberadaan TV digital bagi pelaku industri TV menjadi suatu hal yang wajib. "Keberadaan TV digital akan membuat kualitas gambar yang dinikmati masyarakat semakin bagus karena bantuan teknologi serta pilihan konten yang lebih banyak," kata Syafril Nasution, Sekretaris Perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC).
Melihat potensi itu, Grup MNC menyatakan sudah siap bermigrasi ke TV digital. Teknologinya sudah diterapkan, namun masih butuh optimalisasi dalam pelaksanaannya. "Kami sudah melakukan investasi cukup besar untuk digital. Kami tidak bicara keuntungan, karena hanya mengubah teknologinya," Syafril menambahkan.
Senada dengan itu, Neil Tobing, Sekretaris Perusahaan VIVA Group yang merupakan salah satu pemenang tender TV digital di 10 provinsi mengatakan grupnya telah membangun infrastruktur, baik transmisi dan broadcasting, untuk kebutuhan migrasi ke sistem digital. Neil yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menjelaskan migrasi ke TV digital tidak bisa ditolak karena tuntutan teknologi. Hanya saja, ia menekankan, pelaku industri meminta agar jangan sampai pelaksanaannya menjadi destruktif. Perlu ada kesepakatan mengenai model bisnis, sehingga setelah migrasi ke TV digital terjadi persaingan yang sehat di tengah stagnasi belanja iklan selama beberapa tahun belakangan.
Uji coba siaran TV digital
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengakui proses migrasi ke TV digital ini lumayan alot. Hingga saat ini, pemerintah dan DPR RI masih terus membahas rencana revisi UU Penyiaran. Melalui RUU ini, akan ada turunan peraturan yang meregulasi pelaksanaan migrasi TV digital.
Kementerian Kominfo sendiri tengah melakukan uji coba siaran TV digital. Kepala Seksi Analisa Ekonomi Infrastruktur Kominfo, Indra Siswoyo, menjelaskan pelaksanaan uji coba siaran TV digital dilakukan selama enam bulan mulai 15 Juni 2016 hingga 15 Desember 2016.
Indra menyampaikan, uji coba TV digital dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara TVRI dengan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) penyedia konten. Total LPS yang menandatangani MoU mencapai 36 badan usaha. Dari jumlah itu, sebanyak 26 LPS penyedia konten telah bersiaran digital (on air) di 12 wilayah layanan per 22 Agustus 2016. Rinciannya:
1. Jabodetabek (10 konten: NTV, Net, CNN Indonesia, InspiraTV, KompasTV, GramediaTV, TVMU, DAAITV, TempoTV, BadarTV)
2. Bandung (4 konten: NTV, InspiraTV, CNN Indonesia, BPTV)
3. Yogyakarta (2 konten: NTV, InspiraTV)
4. Semarang (1 konten: NTV)
5. Surabaya (1 konten: NTV)
6. Medan (2 konten: NTV, InspiraTV)
7. Denpasar (1 konten: NTV)
8. Palembang (1 konten: NTV)
9. Makassar (1 konten: NTV)
10. Pekanbaru (1 konten: NTV)
11. Batam (1 konten: NTV)
12. Banjarmasin (1 konten: NTV)

Kamis, 15 September 2016 09:36:24 WIB